(Catatan) Keutamaan menjadi relawan
1 Menjadi pembuka kebaikan untuk yg lain
Dari sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلْخَيْرِ، مَغَالِيقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوبَى لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الْخَيْرِ عَلَى يَدَيْهِ، وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللَّهُ مَفَاتِيحَ الشَّرِّ عَلَى يَدَيْهِ
“Sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka kebaikan dan penutup pintu keburukan. Dan sesungguhnya di antara manusia ada yang menjadi pembuka keburukan dan penutup kebaikan. Berbahagialah orang-orang yang Allah jadikan sebagai pembuka kebaikan melalui tangannya. Dan celakalah orang-orang yang Allah jadikan sebagai pembuka keburukan melalui tangannya.” (HR. Ibnu Majah no. 237, Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no. 297, Ath-Thayalisi dalam Al-Musnad no. 2082 dan Al-Baihaqi Syu’abul Iman no. 298. Dinilai hasan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 1332)
2 sebaik baik manusia adalah yg paling bermanfaat
عَنِ جابر، رَضِيَ الله عَنْهُمَا، قَالَ : قال رَسُولُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم: خَيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ
Artinya: “Jabir radhiyallau ‘anhuma bercerita bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” Hadits dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ (no. 3289)
Dan bermanfaat itu ada banyak cara
Paling tidak ada 4 cara menjadi bermanfaat
1 Menjadi bermanfaat dengan HARTA contohnya adalah ustman bin affan
2 menjadi bermanfaat dengan KEDUDUKAN contohnya abu bakr, umar DLL
3 menjadi bermanfaat dengan ILMU Abu hurairoh, Abdullah bin mas’ud , Abdullah bin abbas , salman al farisi DLL
4 menjadi bermanfaat dengan tenaga dan kekuatan khalid bin walid, bilal bin robbah DLL
3 Allah akan memberikan kemudahan di hari kiamat karna dia telah memberikan kemudahan di dunia
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kiamat”
Itulah sebagian keutamaan menjadi relawan
Tp perlu diingat
Keutamaan yg banyak tadi tentu tidak bisa didapatkan oleh sembarangan relawan
Karna tidak semua relawan itu diridhoi oleh Allah
Bukankah kita semua tau tidak semua orang berilmu, tidak semua orang berjihad tidak semua orang sholat itu memiliki kedudukan yang sama di sisi Allah
Maka dari itu kajian malam ini insya Allah tentang bbrp nasehat menjadi relawan yang diridhoi oleh Allah ta’ala
1 ikhlas
Karna ibadah yg bernilai pahala adalah ibadah yang didasari dengan keikhlasan
﴿وَما أُمِروا إِلّا لِيَعبُدُوا اللَّهَ مُخلِصينَ لَهُ الدّينَ حُنَفاءَ وَيُقيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤتُوا الزَّكاةَ وَذلِكَ دينُ القَيِّمَةِ﴾ [Al-Bayyinah: 5]
- Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).
Niatkan kegiatan relawan ini untuk mengangkat kalimatullah
Dan usahakan niatkan menjadi relawan ini bukan hanya untuk ikut2an
Orang yang faqih itu dia bisa melihat pada suatu kebaikan ada kebaikan2 yg lain
Contohnya ketika kita menyalurkan bantuan kpd masyarakat
Seorang yang faqih dia akan melihat pekerjaan tersebut ada banyak kebaikan dengan apa
Mungkin ketika memberi sekalian diberi ucapan2 yg menyenangkan hati, sopan, tidak hanya sekedar menjalankan tugas menyalurkan amanah
Bahkan akan lebih baik lagi jika kegiatan relawan ini bisa menjadi wasilah para dai2 atau ustadz2 untuk memasukan dakwah kpd masyarakat yg masih awam
Pada intinya niatkan kegiatan relawan ini dengan niat yg baik, Dan niat untuk berdakwah
Dan biasanya salah satu tanda keikhlasan seseorang di dalam bergekiatan adalah DIA SEMANGAT UNTUK DIJADIKAN DIPOSISI APA SAJA
Dari Abu Hurairah, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda
طوبى لعبد أخذ بعنان فرسه في سبيل الله ، أشعث رأسه، مغبرة قدماه، إن كان في الحراسة كان في الحراسة، وإن كان في الساقة كان في الساقة، إن استأذن لم يؤذن له، وإن شفع لم يشفع
“Berbahagialah seorang hamba yang memacu kudanya (berjihad dijalan Allah), dengan kusut rambutnya, dan berdebu kedua kakinya, bila ia ditugaskan sebagai penjaga, dia setia berada di pos penjagaan, dan bila ditugaskan digaris belakang, dia akan tetap setia digaris belakang, jika ia minta izin (untuk menemui raja atau penguasa) tidak diperkenankan, dan jika bertindak sebagai pemberi syafa’at (sebagai perantara) maka tidak diterima syafaatnya (perantaraannya)”.
Dan tentu masalah keikhlasan ini adalah masalah hati maka jangan mudah menjugde keikhlasan orang hanya dr luarnya
2 Profesional dan Amanah
﴿قالَت إِحداهُما يا أَبَتِ استَأجِرهُ إِنَّ خَيرَ مَنِ استَأجَرتَ القَوِيُّ الأَمينُ﴾ [Al-Qaṣaṣ: 26]
- Dan salah seorang dari kedua (perempuan) itu berkata, “Wahai ayahku! Jadikanlah dia sebagai pekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik yang engkau ambil sebagai pekerja (pada kita) ialah orang yang kuat dan dapat dipercaya.”
Memperbaiki karakter kinerja dan karakter moral
Sehingga perlu memahami lapangan, administrasi dll yg berkaitan dengan laporan keuangan dsb
Sebisa mungkin menutup pintu2 suudzon
Dr para donatur
Karna menutup pintu suudzon juga termasuk sunnah yg diajarkan oleh rasulullah sallahu alaihi wa sallam
عن صَفِيَّةُ بِنْتُ حُيَيٍّ رضي الله عنها قالت: «كان النبي صلى الله عليه وسلم مُعْتَكِفًا، فَأَتَيْتُهُ أَزُورُهُ ليلا، فَحَدَّثْتُهُ، ثمَّ قُمْتُ لِأَنْقَلِبَ، فقام معي لِيَقْلِبَنِي -وكان مسكنها في دار أُسَامَةَ بن زَيْدٍ-، فَمَرَّ رَجُلاَنِ من الأنصار، فلما رأيا رسول الله صلى الله عليه وسلم أسرعا، فقال النبي صلى الله عليه وسلم : على رِسْلِكُمَا، إنها صَفِيَّةَ بِنْتُ حُيَيٍّ، فقالا: سبحان الله يا رسول الله، فقال: إن الشَّيْطَانَ يَجْرِي من ابن آدم مَجْرَى الدَّمِ، وإني خَشِيتُ أن يَقْذِفَ في قُلُوبِكُمَا شرا -أو قال شيئا-».
وفي رواية: «أنها جاءَت تَزُورُهُ في اعْتِكَافِهِ في الْمَسْجِدِ، فِي العَشْرِ الأوَاخِرِ من رمضان، فتَحدَّثَتْ عنده ساعة، ثم قامت تَنقَلِبُ، فقام النبي صلى الله عليه وسلم معها يَقْلِبُهَا ، حتى إذا بَلَغَتْ باب المسجد عند باب أم سلمة…» ثم ذكره بمعناه.[متفق عليه] [صحيح]
Dari Ṣafiyyah binti Ḥuyay (istri Nabi) -raḍiyallāhu ‘anhā-, ia berkata, “Dahulu, saat Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- beriktikaf, aku mengunjunginya pada malam hari, lalu berbicara dengannya, kemudian aku bangkit untuk pulang. Beliau pun bangkit mengantarku–Ṣafiyyah tinggal di rumah Usamah Ibn Zaid-. Kemudian dua orang lelaki Ansar melintas. Saat keduanya melihat Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam-, mereka mempercepat langkah. Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- berseru kepada mereka, “Santai saja, wanita ini adalah Ṣafiyyah binti Ḥuyay.” Keduanya berkata, “Mahasuci Allah, wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Sesungguhnya setan menyusup ke anak keturunan Adam melalui aliran darah. Aku khawatir setan membisikkan ke hati kalian berdua kejahatan–atau beliau mengucapkan ‘sesuatu’-.” Dalam riwayat lain, “Ṣafiyyah datang mengunjungi beliau ketika beriktikaf di masjid sepuluh hari terakhir Ramadan, lalu ia berbicara dengan beliau beberapa saat, kemudian beranjak untuk pulang. Lalu Nabi -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- ikut mengantarnya, hingga tatkala dia sampai ke pintu masjid (dekat) pintu Ummu Salamah… (kemudian perawi melanjutkan makna hadis).
Muttafaq ‘alaih Hadis sahih
3 Tidak melupakan kewajiban
Baik kewajibannya kepada Allah, atau kewajibannya sebagai kepala rumah tangga atau sebagai anak atas orangtuanya
Jangan sampai kita menjadi relawan, berbuat baik untuk masyarakat tp justru kita sendiri melalaikan kewajiban kita sebagai hamba Allah yg lebih wajib
Atau melupakan kewajiban sebagai kepala keluarga
Nabi menyuruh pulang salah satu sahabatnya yg datang dr yaman untuk berjihad tp belum diberi izin oleh orangtuanya
Abu Sa’īd Al-Khudriy meriwayatkan bahwa seseorang datang berhijrah kepada Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- dari Yaman, lalu beliau bertanya padanya, “Apakah engkau memiliki keluarga di Yaman?” Dia menjawab, “Kedua orang tuaku.” Beliau bertanya, “Apakah keduanya telah mengizinkanmu?” Dia menjawab, “Tidak.” Beliau bersabda, “Kembalilah pada keduanya lalu mintalah izin dari mereka. Bila keduanya mengizinkanmu maka berjihadlah. Tetapi jika tidak, maka tetaplah berbakti pada keduanya.”
Allah Ta’ala berfirman menyuruh para kepala keluarga untuk melindungi keluarganya dr api neraka
﴿يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنوا قوا أَنفُسَكُم وَأَهليكُم نارًا وَقودُهَا النّاسُ وَالحِجارَةُ عَلَيها مَلائِكَةٌ غِلاظٌ شِدادٌ لا يَعصونَ اللَّهَ ما أَمَرَهُم وَيَفعَلونَ ما يُؤمَرونَ﴾ [At-Taḥrīm: 6]
- Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
Berkata imam dhohhak dan muqotil ttg ayat di atas
قال الضحاك ومقاتل حق على المسلم أن يعلم أهله من قرابته وإمائه وعبيده ما فرض الله عليهم وما نهاهم الله عنه
” wajib atas setiap muslim untuk mengajarkan keluarganya baik kerabatnya atau budak laki laki dan perempuan tentang hal2 yg diwajibkan dan hal2 yg diharamkan oleh Allah”
Dan jangan mengira bahwa mencari nafkah untuk keluarga itu juga bukan bentuk perjuangan
Bahkan mencari nafkah adalah salah satu amalan yang sangat mulia
عن ثوبان – رضي الله عنه- مولى رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: قَالَ رسولُ اللَّه -صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم-: «َأفضل دينار ينُفِقُهُ الرجل: دينار ينفقه على عياله، ودينار ينفقه على دَابَّتِهِ في سبيل الله، ودينار ينفقه على أصحابه في سبيل الله»
Dari Ṡaubān -raḍiyallāhu ‘anhu- maula Rasulullah -ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam- secara marfū’, “Sebaik-baik dinar yang diinfakkan seseorang adalah dinar yang diinfakkan untuk keluarganya, dinar yang diinfakkan untuk kendaraan yang digunakan di jalan Allah, dan dinar yang diinfakkan kepada teman-temannya yang turut berjuang di jalan Allah.”
Juga hadis dari Ka’ab bin Ujroh radhiyallahu ‘anhu
أنَّه مر على النبي صلى الله عليه وسلم رجلٌ، فرأى أصحابُ رسول الله صلى الله عليه وسلم من جَلَدِه ونشاطِه، فقالوا: يا رسول الله، لو كان هذا في سبيلِ الله، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: (إن كان خرجَ يسعى على وَلَدِه صِغارًا، فهو في سبيل الله، وإن كان خرج يسعى على أبوين شيخين كبيرين، فهو في سبيل الله،
“Seorang sahabat pernah berpapasan dengan Nabi shalallahu alaihi wasallam, lalu para sahabat juga turut menyaksikan sahabat tadi yang warna kulitnya legam dan sangat rajin, mereka pun berkata, “Wahai Rasululullah, seandainya (pria semacam ini) ikut berjihad. Lalu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam menimpali, “Jika dia keluar rumah untuk menafkahi anaknya yang kecil dia (jihad) di jalan Allah, jika dia keluar untuk menafkah dua orang tuanya yang sudah renta, dia di jalan Allah.” (HR. Ath-Thabrani
4 menjadi relawan yang terus menuntut ilmu
Karna menjadi relawan itu pasti akan menemui banyak permasalahan2 yg perlu untuk diselesaikan
Dan cara terbaik menyelesaikan masalah sosial adalah dengan ilmu agama
Alhamdulillah agama datang membahas seluruh permasalahan hidup
Maka seorang relawan hendaknya terus memperdalam keilmuannya agar dia tidak menjadi orang yg hanya memberi manfaat untuk orang lain tapi lupa atas dirinya sendiri
Barakallahu fiikum sekian
Ust.SURYA HUDA APRILA
24 FEBRUARI 2024









![[E-BOOK] ADAB-ADAB DISKUSI SUAMI & ISTRI](https://manhajsalaf.id/wp-content/uploads/2025/01/Screenshot-2025-01-17-085734-120x86.png)

